Stop Penularan TBC dengan Lakukan Etika Saat Batuk

Diposting pada

Temukan TB Obati Sampai Sembuh (TOSS TB)

Kenal dengan penyakit menular Tuberkulosis (TBC) ga bunda? Sampai saat ini di beberapa daerah, penyakit yang satu ini masih identik dengan penyakit guna-guna karena sangat jarang orang yang terkena penyakit ini bisa sembuh meski sudah bertahun-tahun berobat ke dokter.

toss tb
Batuk adalah salah satu penyebaran dari penyakit Tuberkulosis (TBC). pict by shutterstock.com

Tuberkulosis (TB) yang dikenal dengan singkatan TBC, adalah salah satu penyakit menular paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC ditularkan dari penderita TB aktif yang batuk atau meludah dan kuman penyakitnya terhirup oleh orang sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini atau kondisi tubuhnya sedang kurang fit, sehingga rentan terinfeksi penyakit TBC.

Penting sekali untuk selalu mengedukasi kepada masyarakat luas betapa pentingnya etika saat batuk, untuk mengurangi penyebaran penyakit seperti flu bahkan TB.

Saat batuk, tutup mulut dengan tissue atau lengan baju, kalau ingin praktisnya selalu gunakan masker apabila sedang merasa tidak enak badan. Jangan meludah atau buang dahak sembarangan, selain menjijikan juga menjadi biang penyakit loh.

Ada satu kerabat saya dari ibu, (adik dari kakek) yang sempat menderita penyakit TBC dan tidak sembuh sampai beliau meninggal dunia, dikucilkan di sebuah pondok kayu ditengah kebun jati menjadi akhir dari hidupnya.

Pada saat itu, sekitar tahun 1950 sosialisasi obat TBC masih belum ada, bahkan belum banyak yang tahu kalau penyakit ini bisa disembuhkan, yang mereka tahu kalau ada yang sakit TBC di lingkungan mereka, pasti banyak warga lainnya yang ikut sakit.

Penyakit TBC ini seperti gunung es terbalik, dimana yang ketahuan menderita dan mau menjalani pengobatan sangat sedikit yang terdeteksi dan sulit temukan, karena ciri-ciri awal dari penyakit ini hanya seperti flu biasa yaitu sakit tenggorokan dan batuk saja.

Gejala Utama Tuberkulosis (TB)

Gejala dari tuberkulosis paru mirip dengan yang dirasakan oleh pasien yang menderita radang paru (pneumonia) dan kanker paru, seperti :

1. Batuk dengan dahak kental dan keruh yang berlangsung lebih dari dua minggu.
2. Dahak berdarah.
3. Menggigil.
4. Demam.
5. Keringat malam.
6. Kelelahan.
7. Berat badan turun yang tidak dapat dijelaskan.
8. Nyeri dada.
9. Kelemahan.
10. Sesak nafas.

Gejala tuberkulosis ekstra paru, di lain sisi, berbeda-beda pada setiap kasus dan tergantung dari area tertentu dari tubuh yang terpengaruh oleh bakteri. Secara umum, nyeri atau bengkak akan terjadi pada area sekeliling dari bagian tubuh yang terpengaruh. Contohnya, jika bakteri tumbuh di suatu tempat dekat dengan tulang belakang, seseorang akan mengalami nyeri punggung.

Ternyata penyakit TB ini tidak hanya menyerang paru-paru loh, ada TB yang menyerang tulang, kelenjar, kulit dan yang lainnya juga.

Terdapat sejumlah orang yang memiliki risiko penularan TB yang lebih tinggi, yaitu :

1. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS, diabetes, atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.
2. Orang yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi.
3. Perokok.
4. Pecandu narkoba.
5. Orang yang sering berhubungan dengan pengidap TB aktif, misalnya petugas medis atau keluarga dan tetangga pengidap TB.

hari tb sedunia
24 Maret Sebagai Hari TB Sedunia.

24 Maret menjadi peringatan Hari TB Sedunia, dengan harapan agar penyakit ini bisa dikurangi dan dicegah penyebarannya, dan bisa dideteksi secara dini agar mereka yang memiliki penyakit TB bisa diobati dan disembuhkan secara tuntas.

TOSS TB (Temukan Obati Sampai Sembuh TuBerkulosis) selalu menjadi upaya bagi pemerintah dan dinas kesehatan untuk mengurangi penyebaran penyakit TB di masyarakat.

toss tbc 1
Gerakan TOSS TB untuk mengurangi penyebaran penyakit TBC.

Sementara ini, langkah utama untuk mencegah TB adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) bagi balita dibawah usia 2 tahun.

Penyakit TBC bisa disembuhkan, asalkan penderita bisa dan mau untuk rutin berobat ke layanan kesehatan seperti Puskesmas, obatnya gratis kok. Ketelatenan untuk rutin cek kesehatan dan berobat memang menjadi tantangan terbesar bagi pengidap TB.

Saat tubuh kita sehat dan dalam kondisi fit, sistem kekebalan tubuh dapat memberantas basil Tuberkulosis yang masuk ke dalam tubuh. Tapi, sistem kekebalan tubuh juga terkadang bisa gagal melindungi kita.

Basil Tuberkulosis yang gagal diberantas sepenuhnya bisa bersifat tidak aktif untuk beberapa waktu sebelum kemudian menyebabkan gejala-gejala Tuberkulosis. Kondisi ini dikenal sebagai tuberkulosis laten. Sementara basil Tuberkulosis yang sudah sempat berkembang, dapat merusak jaringan paru-paru, dan menimbulkan gejala dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif.

Penyakit yang tergolong serius ini dapat disembuhkan jika diobati dengan benar. Langkah-langkah pengobatan yang dibutuhkan adalah dengan mengonsumsi beberapa jenis antibiotik dalam jangka waktu tertentu secara teratur.

Saat pengobatan tidak dilakukan hingga tuntas, penderita TB akan mengalami resistensi terhadap obat yang selama ini diminum, dan dapat mengakibatkan risiko komplikasi Tuberkulosis.

Apabila tidak diobati, bakteri TB dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan berpotensi mengancam jiwa pengidap. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
1. Nyeri tulang punggung.
2. Meningitis.
3. Kerusakan sendi.
4. Gangguan hati, ginjal, atau jantung.

Mencegah lebih baik dari pada mengobati, yuk selalu lakukan etika ketika batuk, manfaatnya bukan hanya bagi diri kita sendiri kok, tapi bagi semua orang yang berada di sekitar kita.

Spread the love

8 komentar

  1. Tetanggaku ada yang batuk-batuk menahun, suka meludah sembarangan, kalau ditegur iya iya aja, kata istrinya udah malas minum obat. Hiks beginilah sebagian pasien yg malas minum obat sampai tuntas, akhirnya malah bikin penyakit buat yg lain. Angka kasus TB jadi susah diturunkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *