Pembahasan mengenai gizi buruk di Indonesia terus berhembus ya belakangan ini…. bahkan ada berita terbaru yang menjadi sorotan, yaitu banyaknya penderita gizi buruk anak-anak di Papua.
Baca berita di media massa maupun di berita online hampir semuanya bernada sama, apa yang harus kita lakukan untuk mengurangi dampak Gizi Buruk ini.
Apa pemerintah kurang memberi perhatian ya kepada masyarakat di kawasan paling ujung di Indonesia ini?
Gizi Buruk Mengintai Anak-anak Di kab.Asmat
17 Desember 2017 diketahui ada “Kejadian Luar Biasa Gizi Buruk” di Kabupaten Asmat yang telah menyebabkan sebanyak 60 orang meninggal warga terdampak di 5 distrik di Kabupaten Asmat, yaitu Swator, Fayit, Pulau Tiga, Jetsy dan Siret. Wilayah tersebut diketahui terkena Campak dan Gizi buruk .
(sumber : rumahzakat.com)
Kebetulan saya mendapat undangan diskusi publik Hari Gizi Nasional bertempat di Graha Utama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jl. Jendral Sudirman – Jakarta Selatan
Hari Gizi Nasional 2018
Mewujudkan Anak Indonesia Zaman Now, No Malnutrisi, No Obesitas: Sayangi Anak dengan Makanan Bergizi Seimbang
Satu persoalan yang dihadapi pemerintah dalam mewujudkan Generasi Emas 2045 saat ini adalah stunting.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh atau malanutrisi pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Anak bisa terlihat terindikasi stunting saat berusia 5 (lima) tahun, saat anak sehat dan dengan nutrisi baik akan memiliki tinggi sekitar 90-100 cm, sedangkan anak yang mengalamai stunting akan memiliki tinggi di bawah 60 cm dan bobot tubuh yang sangat kecil.
Di Asmat, Papua, kasus gizi buruk kian memprihatinkan, sedikitnya 61 anak meninggal karena gizi buruk. Di Kendari, Sulawesi Tenggara, kasus gizik buruk karena orang tua memberikan susu kental manis (SKM) sebagai minuman bayi.
Dalam catatan WHO, saat ini gizi balita di Indonesia berada di bawah standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO) yakni di bawah 10%.
Risiko bagi masa depan bangsa jika gizi buruk ini terus dibiarkan, anak-anak akan rentan terkena penyakit – penyakit katastropik saat dewasa, seperti jantung koroner, stroke, hepatitis, dan lainnya, dan akan menjadi beban bagi negara jika terus dibiarkan.
Namun harus di garis bawahi ya, kalau gizi buruk ini bukan hanya semata-mata mereka yang stunting, tetapi obesitas juga menjadi permasalahan besar.
Dari data Kemenkes, pemerintah harus mengeluarkan Rp1, 69 Triliun atau 29,67% beban biaya Jaminan Kesehatan Nasional untuk pembiayaan penyakit katastropik.
Dalam rangka Hari Gizi Nasional 2018, PP Muslimat NU sebagai organisasi perempuan terbesar perlu mengingatkan kembali pentingnya peran ibu dalam pertumbuhan anak dengan memberikan makanan sehat bergizi.
Dengan Pembicara dan Narasumber :
1. Prof. Dr. Dodik Briawan MCN, Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga SEAFAST IPB
2. Dr. Damayanti Rusli S, SpAK, Phd, anggota UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik PP IDAI
3. Siti Masrifah , Anggota Komisi IX DPR RI
4. Dra. Hj Nur Hayati Said Agil Siradj MA, Ketua Pengurus Harian PP Muslimat NU
Prof. Dr. Dodik Briawan selaku narasumber pertama menjelaskan mengenai pola konsumsi pangan anak-anak Indonesia yang kurang baik, konsumsi berlebihan gula, garam dan lemak menyebabkan malanutrisi.
Bukan hanya stunting dan kekurangan gizi, tetapi juga obesitas dan diabetes menjadi ancaman bagi masa depan generasi emas 2045 apabila kita tidak secepatnya merubah pola makan anak-anak kita sejak dini.
Dr. Damayanti Rusli S, langsung memberikan point penting bahwa 1000 HPK anak sejak dalam masa kandungan hingga berusia 2 tahun harus dipenuhi gizi dan nutrisinya secara seimbang.
Agar pertumbuhan otak dan fisik anak tidak terganggu akibat gizi buruk atau Stunting pada anak.
Siti Masrifah , selaku Anggota Komisi IX DPR RI memberi paparan bahwa pemerintah sudah banyak melakukan sosialisasi dan kegiatan dalam mensejahterakan rakyat Indonesia, juga bagaimana mengupayakan untuk mengurangi permasalahan stunting di negara Indonesia.
Dra. Hj. Nur Hayati Said Agil Siradj MA, Ketua Pengurus Harian PP Muslimat NU menerangkan bagaimana Islam mengajarkan kita untuk memberi anak-anak kita makanan yang halal dan toyib sehingga anak-anak akan tumbuh dengan jiwa, mental dan fisik yang kuat.
Dengan banyaknya kepedulian masyarakat terhadap gizi dan nutrisi, diharapkan generasi emas 2045 bisa terselamatkan dari stunting dan obesitas.
Bunda, mari galakan makan bersama di meja makan 3x sehari, sehingga mengurangi jajan pada keluarga. Karena junk food atau makanan siap saji sangat mengandung gula, garam dan lemak berlebih yang bisa merusak kesehatan keluarga.
Memang ibu harus bijak dalam menyajikan makanan
Bahaya mallnutrisi bagi anak bangsa. Sudah seharusnya para ibu selektif dalam urusan pola makan keluarga.
Sedih deh kl ngomongin tentang gizi buruk.
Save generasi emas dan mari sebagai ibu lebih cerdas dalam memberikan makanan yang sehat bergizi seimbang
Anakku sih ga pendek banget, cuman kurus kalau menurut aku, padahal gizi mereka baik-baik aja lho.. kenapa ya?
Ya allah sedih banget yah kalau kita denger masalah gizi buruk.
Semoga tidak terjadi dengan anak2 kita yah bun
Gizi yang baik untuk anak-anak adalah bekal masa depannya yang cerah.
Artikelnya kece Mba Anisa 🙂
Sedih yaa baca beritanya… Zaman udah segini majunya masih banyak sodara kita yang mengalami mal nutrisi… Yuk ah semangat ciptakan generasi emas 2045…
Anak sy kalau makan gak bisa diam di meja makan . Harus jalan2. Ada pengaruh nya gak ya mba? Tq
Ya ampun sedih lihat foto anak-anaknya, kekurangan gizi. Memang gizi seimbang itu hak anak dari dalam perut ya. Semoga thn 2045, generasi emas benar-benar terwujud.
kaget juga pas denger klo di perkotaan termasuk Jakarta masih banyak kasus malnutrisi 🙁 ternyata bukan hanya di daerah pelosok atau pedesaan yaaa.. huhu. semoga di era informasi ini ibu2 bisa makin terbuka wawasannya soal gizi dan kesehatan anak
Senang deh bisa ikutan acara beginian. Bermanfaat banget. Infonya bisa disebar ke tetangga, emak emak arisan dll
Generasi emas adalah Generasi harapan. Peran Kita bantu mewujudkan. Karena itu, yuk cerdas dalam memberi nutrisinya anak.
Terkadang kita berfikir kebutuhan gizi anak sudah terpenuhi tapi kenyataannya masih sangat jauh
Masalah gizi buruk, ternyata tidak hanya si daerah pelosok. Bahkan di Jakarta –ibukota negara- masih ada kasus gizi buruk *Miris
Penting banget nih ya memberikan makanan bergizi untuk anak-anak supaya mereka tumbuh sehat dan kuat.
oh stunting tuh seperti itu ya, alhamdulilah kak alisa usia 5 tahun tingginya sudah diatas 90cm
Gizi buruk selalu menjadi topik permasalahan di Indonesia dari dulu, ga nyangka.
Sebagai ibu kita wajjb ya memperhatikan asupan si kecil
Di Jakarta pun, ternyata masih banyak yang mengalami gizi buruk, ya
Acara yang sangat bermanfaat