Pagi moms, Mama Azzam hari ini akan membahas satu hal yang lumayan berat, yaitu mengenai perekonomian Indonesia dan UKM. Jarang-jarang ya Mama Azzam bahas satu hal ini 🙂 . Tapi sebagai ibu rumah tangga dan masyarakat umum, ada baiknya kita tahu dan mengikuti perkembangan ekonomi. Karena bisa mempengaruhi pengeluaran dan pendapatan rumah tangga.
Tahu ga sih moms, kalau saat terjadi krisis moneter di tahun 2008 hampir semua sektor perekonomian pailit karena pengaruh nilai mata uang Dollar uang melonjak tinggi. Tapi hal ini tidak berlaku bagi sektor UKM dan ekonomi rumah tangga.
Dari sini kita bisa lihat ya moms, kalau koperasi dan UKM bisa bertahan saat perekonomian nasional maupun dunia terpuruk loh. Tentu saja dengan syarat utama koperasi maupun UKM dijalankan dengan benar, aktif dan tidak ada penyelewengan dana.
Moms masih menemukan Koperasi ga sih di lingkungan tempat tinggal apa ga sih, atau masih mendengar tentang perkembangan UKM di Indonesia? Kebetulan banget moms, beberapa bulan yang lalu Mama Azzam pernah membahas mengenai Rebranding Koperasi Zaman Now dan saat ini saya jadi tertarik dengan pembahasan Koperasi dan UKM.
Sebelumnya kita cari tahu dulu yuk moms, Usaha Kecil Menengah atau UKM adalah salah satu motor penggerak perekonomian di negara Indonesia. Bahkan menurut informasi yang saya baca di berbagai media informasi, Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan ‘tulang punggung’ perekonomian di Indonesia.
Diskusi Proyeksi Ekonomi 2019, Tantangan dan Peluang bagi KUKM
Menjelang akhir tahun ini Mama Azzam ikut serta dalam Diskusi Panel yang membahas Proyeksi Ekonomi 2019, Tantangan dan Peluang bagi KUKM bersama Kementerian Koperasi dan UKM, dengan moderator Ibu Hani dari Antara.
Pembicara pada Panel diskusi adalah :
1. Ahmad Zabadi (Perwakilan Kemenkop),
2. Ryan Kiryanto (Corporate Secretary & Chief Economist BNI),
3. Juan Firmansyah (Business Developtment & Sales Officer Du’anyam )
Bapak Ahmad Zabadi menjelaskan, saat ini Kementrian Koperasi dan UKMÂ sudah membubarkan lebih dari 40.000 koperasi yang tidak aktif dan tidak sehat sebagai upaya perbaikan dan refomasi total koperasi Indonesia. Tapi jangan khawatir moms, karena ternyata koperasi yang masih aktif dan sehat ternyata lebih banyak loh. Ini bukti bahwa Koperasi dan UKM tetap bisa bertahan di tengah jemputan globalisasi.
Pada tahun 2019 moms, Pemerintah akan terus tingkatkan bantuan kepada UMKM dan Koperasi melalui subsidi KUR yang akan capai Rp.12,2 triliun, dan dana bergulir bagi usaha ultra mikro sebesar Rp.3triliun. Reformasi koperasi saat ini dimulai dengan sistem database online agar tercatat yang aktif atau tidak aktif.
Dengan adanya kemajuan teknologi, membuat masyarakat muda dan produktif memiliki minat untuk berprofesi dengan memanfaatkan gadget sehingga memiliki penghasilan. Salah satunya dengan mengembangkan StartUp dan memanfaatkan beragam platform perdagangan digital atau e-commerce.
Bapak Ryan Kiryanto menjelaskan apa yang dikembangkan oleh startup seperti Gojek, Bukalapak, merupakan economy sharing sesuai dengan prinsip koperasi, yaitu membantu dan meningkatkan kesejahteraan banyak orang.
Ekonom Indonesia optimistis kalau sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM akan dapat tumbuh lebih tinggi di tengah dinamika perekonomian global dan domestik pada tahun 2019. Keberadaan transportasi online yang juga memudahkan proses distribusi UMKM hingga ke level daerah juga membuat proses pengantaran makanan hingga jual beli barang menjadi lebih cepat dan murah.
Beberapa ekonom dunia bahkan memperkirakan perekonomian Indonesia pada 2019 akan tumbuh sekitar 5,2% dengan didukung sektor logistik, transportasi, konstruksi, dan juga perdagangan.
Saat ini Bank Indonesia sangat ekstra hati-hati dalam mendanai 3 sektor ekonomi negara, yaitu perdagangan, konstruksi dan pertambangan. Kalau tidak ketat, bisa-bisa terjadi lagi krisis ekonomi moms.
Kalau kita khawatir akan nilai tukar Dollar yang naik sampai mencapai Rp. 15,000,- wajar kok moms, tetapi tenang saja karena ini adalah akibat dari ketidakpastian keuangan global. Tapi, kita bisa loh meminimalkan akibat buruk ini dengan mengurangi impor, tidak melakukan perjalanan ke luar negeri dan menggunakan mata uang rupiah dalam setiap transaksi keuangan.
Bersama Juan Firmansyah (Business Developtment and Sales Officer Du’anyam ) kerajinan anyaman yang kemarin menjadi salah satu official partner Asian Games. Senang loh saat tahu banyak Ibu di Kota Larantuka yang perekonomian nya menjadi lebih baik karena event Asian Games 2018.
Du’Anyam ini adalah suatu usaha sosial yang memproduksi dan mengirimkan kerajinan anyaman yang di buat oleh para ibu di sebuah kota di Flores Timur. Tujuannya untuk memberdayakan ekonomi dan meningkatkan kesehatan wanita di pedesaan Indonesia.
Juan menjelaskan, kendala utama dalam penjualan hasil anyaman Du’Anyam adalah biaya transportasi, diharapkan pemerintah bisa lebih memperhatikan dalam pengelolaan hasil akhir dan transportasi produksi para ibu-ibu ini.
Yakin deh moms, kalau hasil karya anak negeri lebih bagus dan berkualitas loh, buktinya banyak orang asing atau wisatawan mancanegara yang sangat suka dengan barang otentik asli Indonesia. Masa iya kita sendiri lebih suka produk impor, yang ternyata kalau di telusuri adalah produk asli Indonesia, hanya saja di beri lebel luar negeri.
40000 Koperasi gulung tikar, sangat menyedihkan padahal bisa membantu ekonomi rakyat.
Banyak faktor Koperasi gulung tikar, dengan belajar dari kesalahan. Semoga tahun depan Koperasi bisa menghadapi tantangan perekonomian tahun 2019