Selamat pagi Bunda, ada yang pernah mengalami kurang darah atau anemia saat masih remaja, atau saat sekolah menengah pertama gak nih? Sadarkah kalian, ternyata kalau kita mengalami anemia dan kekurangan zat besi di usia remaja, ternyata bisa memberikan pengaruh pada sistem reproduksi kita saat dewasa. Hal ini juga dapat mengakibatkan permasalahan serius terhadap masa kehamilan, tumbuh kembang janin sampai resiko kematian perinatal.
Anemia atau kekurangan zat besi sendiri merupakan suatu kondisi dimana konsentrasi kadar Hb (Hemoglobin) yang ada didalam sel darah merah, lebih rendah dibandingkan kadar normal, yaitu :
Hb > 13 g/dL pada laki-laki dewasa, dan
Hb > 12 g/dL pada perempuan dewasa
Zat besi sendiri mempunyai fungsi yang cukup banyak untuk tubuh, salah satunya adalah sumber energi yang mempengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan bekerja, terutama pada remaja. Selain itu, zat besi juga membantu untuk konsentrasi.
Saat mengalami anemia, badan akan terasa lemah, lesu, dan mudah capek, yang juga dikenal dengan istilah 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai pusing, mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, serta sulit konsentrasi karena kadar oksigen dalam jaringan otak dan otot kurang.
Pada remaja, anemia dapat menyebabkan menurunnya kebugaran serta kemampuanā konsentrasi, sehingga dapat menyebabkan menurunnya prestasi belajar di sekolah. Makan makanan bergizi seimbang sejak dini, tidak meninggalkan sarapan, makan buah dan sayur yang kaya akan vitamin C, E dan A menjadi cara terbaik dalam mencegah timbulnya potensi anemia.
Mempersiapkan Remaja Sehat Bebas Anemia Melalui Gizi Seimbang dan Suplementasi Tablet Tambah Darah
Tepat di Hari Gizi Nasional ke-61, saya berkesempatan mengikuti Webinar bersama Kementerian Kesehatan dan Kementerian lainnya yang terkait membahas “Remaja Sehat, Bebas Anemia”
Pembicara :
1. dr. Prisca Charity W (Host)
2. Analisa Widianingrum, S.Psi, M.Psi, Clinical Psychologis/CEO APDC I
3. Prof. Endang L. Achadi, Guru Besar FKM UI
4. dr. Indah Kusuma, Miss Beauty 2014 membahas mengenai “Gaya Hidup Sehat untuk Millenial Berprestasi”
Pembangunan kesehatan merupakan investasi utama dalam pembangunan sumber daya manusia lndonesia yang berkualitas dan berdaya saing. Salah satu komponen terpentingnya adalah terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat
terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan pada usia remaja.
Masalah gizi yang terjadi pada usia remaja akan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit di usia dewasa nantinya, serta berisiko melahirkan generasi yang bermasalah gizi. Lebih jauh lagi, masalah gizi yang terjadi sejak masa remaja akan mempengaruhi perkembangan kognitif produktivitas, kinerja dan daya saing di tingkat global, yang dapat berdampak terhadap kemampuan untuk mendapatkan penghidupan yang layak di kemudian hari.
Saat ini lndonesia masih dihadapkan pada beban ganda masalah gizi, yaitu masih tingginya prevalensi stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro terutama anemia yang masih menjadi tantangan besar. Hal ini merupakan ancaman besar mengingat dampaknya terhadap penurunan kualitas sumberdaya manusia ke depannya.
Berbagai upaya penanggulangan masalah gizi mikro terutama anemia telah dilakukan salah satunya melalui suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri. Hal ini merupakan intervensi spesifik yang sangat strategis, untuk mempersiapkan calon ibu yang sehat melahirkan generasi penerus yang berkualitas.
Keberhasilan intervensi suplementasi TTD pada remaja putri sangat membutuhkan komitmen seluruh pemangku kepentingan, untuk penguatan dukungan regulasi, penguatan edukasi dan promosi, integrasi kegiatan dan pembiayaan serta akses pangan bergizi dan monitoring program.
Menjadi tantangan kita bersama, agar intervensi gizi pada remaja, khususnya pemberian TTD pada remaja putri tetap dapat dilaksanakan, walaupun saat ini, proses belajar siswa masih di lakukan secara daring atau belajar dari rumah.
Diharapkan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dapat memperbaikan gizi remaja terutama dalam penanggulangan anemia. Remaja putri lebih rentan terkena anemia karena mengalami masa menstruasi dan mengejar masa tumbuh. Remaja putri yang sedang menstruasi bahkan mengalami kehilangan besi dua kali lipat dibandingkan remaja putra.
Sehingga untuk mencegah kejadian anemia defisiensi besi, maka remaja puteri perlu dibekali dengan pengetahuan tentang anemia defisiensi besi itu sendiri.
Pencegahan dan pengobatan anemia pada wanita usia reproduksi sangat penting untuk mencegah berat badan lahir rendah, kematian perinatal dan risiko penyakit terkait peran wanita sebagai ibu dimasa depannya kelak.
Kayaknya waktu sekolah aku anemia deh karena tiap jam olahraga, lari dikit udah pucat. Waktu hamil 2x ya kena anemia juga sampai perlu bolak-balik RS buat pengobatan.
Enak nih kalau ada TTD buat remaja yang dibagikan di sekolah. Semoga bisa mencegah anemia