Program SIGALIH Untuk Pencegahan Gangguan Penglihatan di Hari Penglihatan Sedunia

Diposting pada

Pagi moms, adakah anggota di rumah yang memiliki gangguan penglihatan, baik itu berkacamata atau bahkan mengalami katarak? Alhamdulillah kalau keluarga Mama Azzam tidak ada yang bermasalah dengan kesehatan mata, karena sejak kecil sudah di ajarkan untuk tidak membaca dari jarak dekat atau terlalu lama menatap layar (baik itu gadget maupun televisi).

Tahu ga sih moms, saat ini banyak masyarakat dunia yang mengalami gangguan kesehatan mata, dari gangguan penglihatan sampai kebutaan.
Kurang terpenuhinya gizi, kebiasaan buruk dalam membaca, menggunakan gadget, menonton televisi, sampai bekerja di ruangan terbuka bisa memicu gangguan kesehatan mata.

Menjaga kesehatan mata sangat penting moms, karena bisa menunjang aktivitas dan juga performa kerja. Saat ada gangguan penglihatan, kita memiliki hak untuk menerima pelayanan kesehatan yang mumpuni, agar bisa memiliki mata sehat.

Selamat Hari Penglihatan Sedunia tahun 2018

Dalam rangka menyambut peringatan Hari Penglihatan Sedunia, Pemerintah Indonesia melakukan Program SIGALIH (Sistem Informasi Penaggulangan Gangguan Penglihatan Nasional) untuk meminimalkan jumlah masyarakat yang mengalami gangguan penglihatan.

Hari Penglihatan Sedunia 2018 mengusung tema Internasional : “Eye Care Everywhere” dan tema Nasional : “Mata Sehat Untuk Semua”.

hari penglihatan sedunia 2018
Bincang Sehat dengan Kementrian Kesehatan dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia 2018.

Cari tahu yuk moms, apa saja program dari Pemerintah, terutama Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam mencegah masalah gangguan penglihatan masyarakat Indonesia di Bincang Sehat dalam rangka Memperingati Hari Kesehatan Penglihatan Sedunia dengan narasumber (dari kiri ke kanan) :

• dr. Anung Sugihantono, M.Kes – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
• dr. M. Sidik, Sp.M – Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI)
• dr. Aldiana Halim, Sp.M(K) – Wakil Ketua KOMATNAS

Berdasarkan penelitian, gangguan penglihatan dan kebutaan memiliki implikasi yang multidimensional yakni :
1. Dampak Fisik; dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup (quality of live), bahkan sampai pada berkurangnya produktifitas seseorang dalam melakukan pekerjaan ataupun aktivitas harian (acitivites of daily living).
2. Dampak Sosial yang akan timbul adalah rentan terhadap masalah kesehatan, risiko jatuh, depresi dan ketergantungan pada individu lain dalam hal ini yang terdekat adalah keluarga.
3. Dampak psikologis terkait kepuasan dalam hidup maupun status emosional.

Berdasarkan data WHO terbaru moms, ada lebih dari 285 juta penduduk dunia yang mengalami gangguan penglihatan dan 39 juta diantaranya mengalami kebutaan, 124 juta dengan low vision serta 153 juta mengalami gangguan penglihatan karena kelainan refraksi yang tidak terkoreksi.

90% para penyandang gangguan penglihatan dan kebutaan ini hidup di negara dengan pendapatan rendah, yang jika dibiarkan begitu saja tanpa ada tindakan apapun, maka jumlah penderita gangguan penglihatan dan kebutaan ini akan membengkak menjadi dua kali lipat pada tahun 2020.

Berdasarkan hasil survey, prevalensi gangguan penglihatan menurut Riskesdas Tahun 2013, diperkirakan 0,4% penduduk Indonesia mengalami kebutaan/gangguan penglihatan. Sebanyak 80% dari para penyandang gangguan penglihatan dan kebutaan ini dapat dicegah bahkan diobati.

Data ini mendasari fokus program penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan di Indonesia, pada penanggulangan katarak dan gangguan penglihatan dengan penyebab lainnya.

Gangguan penglihatan dengan penyebab lainnya seperti Glaukoma, retinopati Diabetikum, Retinopathy of Prematurity (ROP) dan low vision juga menjadi prioritas program saat ini. Glaukoma dan retinopati diabetikum dijadikan prioritas mengingat meningkatnya angka penyandang diabetes yakni diperkirakan 1 dari 3 Penderita Diabetes berisiko terkena Retinopati Diabetikum dan pasien dengan Diabetes memiliki risiko 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan akibat retiniopati dibandingkan dengan yang nondiabetes. Penyakit – penyakit tidak menular merupakan salah satu faktor risiko gangguan penglihatan dan kebutaan.

World Sight Day (WSD)/Hari Penglihatan Sedunia dicanangkan oleh WHO tahun 1999 dan diperingati setiap tahun pada hari Kamis minggu kedua bulan Oktober. Tujuan peringatan Hari Penglihatan Sedunia adalah untuk mengkampanyekan agar seluruh warga dunia memusatkan perhatian pada isu global tentang gangguan penglihatan dan kebutaan.

Upaya ini sejalan dengan komitmen global terkait Vision 2020: The Right to Sight. Di Indonesia, Vision 2020 telah dicanangkan pada 15 Februari 2000 oleh Wakil Presiden pada saat itu.

hari penglihatan sedunia
Lakukan pemeriksaan rutin untuk mencegah gangguan penglihatan dan kebutaan.

Tema internasional World Sight Day tahun 2018 adalah “Eye Care Everywhere” yang menekankan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan mata bagi semua orang. Sedangkan tema nasionalnya adalah “Mata Sehat Untuk Semua”. Deteksi dini gangguan penglihatan untuk usia 15 tahun ke atas dilakukan oleh kader di Posbindu melalui pemeriksaan gangguan penglihatan dengan metode Hitung Jari yang mudah dan aplikatif sedangkan skrining gangguan penglihatan pada anak usia sekolah dilakukan melalui kegiatan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah dalam Program UKS.

Acara puncak Hari Penglihatan Sedunia tahun 2018 dilaksanakan tanggal 11 Oktober 2018 di Kota Surabaya, pada acara ini akan dicanangkan SIGALIH oleh Menteri Kesehatan. Acara ini akan dihadiri oleh berbagai komponen, baik unsur Pemerintah, organisasi Profesi (PERDAMI, IKPAMI, IROPIN), KOMATNAS, GAPOPIN, NGO, unsur masyarakat, Institusi, anak sekolah, maupun organisasi sosial.

Rangkaian Hari Penglihatan Sedunia/World Sight Day (WSD) dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dengan menyelenggarakan Pers Briefing, Launching Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan (SIGALIH) dan video conference yang dilakukan di Kota Surabaya pada tanggal 11 Oktober 2018 dengan 5 Provinsi lainnya yakni : Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Maluku dan Sumatera Selatan.

Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional yang disingkat “SIGALIH” merupakan suatu sistem informasi yang berbasis web/android untuk melaporkan pencatatan dan pelaporan skrining gangguan penglihatan warga negara Indonesia yang melakukan deteksi dini di Posbindu. Sistem ini juga diharapkan akan terhubung dengan Rumah Sakit sehingga akan dapat diketahui tindak lanjut terhadap pasien yang telah dirujuk.

Manfaat SIGALIH adalah :
1. Meningkatkan upaya pencegahan gangguan penglihatan dengan deteksi dini gangguan penglihatan di masyarakat, bagi masyarakat dan untuk masyarakat.
2. Peningkatan layanan kesehatan mata dengan informasi dan koordinasi untuk pelayanan lanjutan pasien, bagi Puskesmas dan Rumah Sakit.
3. Manfaat Bagi Kementerian Kesehatan/Dinas Kesehatan adalah sistem ini dapat memberikan data gangguan penglihatan sebagai masukan pengambilan/penerapan kebijakan.

Kementerian Kesehatan menghimbau seluruh Instansi pemerintah, swasta, dan seluruh lapisan masyarakat agar berpartisipasi dan mendukung peringatan Hari Penglihatan Sedunia/ World Sight Day (WSD) Tahun 2018 dan ikut serta mengkampanyekan agar seluruh masyarakat peduli terhadap gangguan penglihatan dan kebutaan sejak dini, agar dapat diobati lebih awal karena gangguan penglihatan walaupun tidak mengancam jiwa tetapi akan menurunkan kualitas dan produktifitas masyarakat yang terdampak pada kerugian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

hari penglihatan sedunia
Mari dukung program SIGALIH untuk menanggulangi dan mencegah gangguan penglihatan dan kebutaan.
Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *