Manajemen Nutrisi Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak

Diposting pada

Semangat pagi moms, apa kabar keluarga tercinta hari ini 🙂 dalam memperingati Hari Jantung Sedunia Mama Azzam beruntung mendapatkan informasi baru yang sangat bermanfaat mengenai Penyakit Jantung Bawaan.

Mama Azzam hadir di acara Bicara Gizi dengan tema “HEART TO HEART” dan membahas “Risiko Dan Manajemen Nutrisi Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak”. Pembahasan ini membuat saya teringat pada teman sekantor yang kehilangan bayi tercinta-nya saat dilahirkan, dan penyebab kematiannya adalah Penyakit Jantung Bawaan.

penyakit jantung bawaan
Hadir di Bicara Gizi NUB “Heart to Heart”

Riana adalah teman sekantor beda divisi, dengan jarak kehamilan yang dekat membuat kami dekat dan sering berbagi cerita mengenai informasi tumbuh kembang janin dan menu makanan.

Kebetulan anak saya Azzam lahir duluan di usia kehamilan 34 minggu, dan saya sangat bersyukur terlahir dengan normal tanpa ada kekurangan apapun. Rentang dua minggu teman saya Riana juga melahirkan di bidan yang sama dengan saya, tetapi sayang anaknya meninggal 10 menit setelah dilahirkan.

Banyak yang membicarakan kalau anaknya meninggal karena penyakit jantung, sedangkan selama masa kehamilan saya tahu tidak ada kelainan atau keluhan apa-apa, karena kami selalu rutin periksa kehamilan bersama.

Sangat mengejutkan saat mengetahui hal ini, karena setahu saya banyak orang yang meninggal karena penyakit jantung adalah mereka yang sudah berusia diatas 35 tahun dengan kondisi tubuh gemuk. Ternyata saat ini anak bayi yang baru lahir juga berpotensi meninggal karena penyakit jantung.

Bicara Gizi “HEART TO HEART” membahas “Risiko Dan Manajemen Nutrisi Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak”

Berkesempatan hadir dan mendapat banyak informasi dengan narasumber terpercaya dalam acara Bincang Gizi yang membahas risisko dan manajemen nutrisi yang baik agar anak dengan penyakit jantung bawaan tidak mengalami malanutrisi.
1. Dr. Dedi Wilson, SpA(K) dengan topik “Deteksi & Tata Laksana Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak”
2. Dr. Klara Yuliarti, SpA(K) dengan topik “Pemberian Makan Tepat Pada Anak dengan Penyakit Bawaan”

penyakit jantung bawaan
Ketahui lebih dekat Penyakit Jantung Bawaan pada anak. 

Tahukah moms banyak anak yang terlahir dengan Penyakit Jantung Bawaan ??

Terdata pada tahun 2015 lebih dari 40.000 bayi yang lahir dengan penyakit jantung bawaan (PJB) di Indonesia. Anak dengan penyakit PJB memiliki risiko yang signifikan terjadinya ketidakseimbangan energi karena meningkatnya pengeluaran energi dan asupan nutrisi yang tidak memadai dimana hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya malnutrisi.

Untuk itu moms, sangat diperlukan perhatian khusus terhadap nutrisi pada anak dengan penyakit PJB.

Acara Bicara Gizi ini dalam rangka menyambut Hari Jantung Nasional dan mengajak masyarakat untuk mengenal, mencegah dan menangani Penyakit Jantung Bawaan (PJB) , salah satu caranya dengan mencegah terjadinya malnutrisi.

Di Indonesia, angka kejadian PJB tercatat sekitar 8-10 bayi dari 1000 kelahiran hidup. Biasanya terjadi saat janin di usia kehamilan 3 minggu pertama. Maka penting bagi ibu hamil untuk selalu menjaga asupan gizi dan nutrisi saat kehamilan, untuk mencegah malnutrisi pada bayi yang bisa menyebabkan banyak penyakit salah satunya PJB.

Semoga bisa meningkatkan kesadaran kita sebagai orangtua  ya moms, untuk menangani pemenuhan nutrisi yang tepat bagi anak dengan Penyakit Jantung Bawaan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Penyebab utama dari penyakit jantung bawaan belum benar-benar diketahui sampai sekarang moms, namun faktor genetik dan lingkungan adalah dua faktor yang sering diduga sebagai penyebabnya.

Gejala-gejala yang harus diwaspadai oleh semua orang, dan apabila anak kita mengalaminya di sarankan untuk segera konsultasi ke dokter :
1. Nafas pendek dan cepat,
2. Bunyi jantung tambahan,
3. Mudah lelah,
4. Infeksi saluran pernafasan yang berlebihan.

Sedangkan penyebab malnutrisi pada anak PJB adalah :

1. Asupan yang adekuat
Maksudnya, anak yang beresiko PJB biasanya akan mengalami anoreksia, cepat lelah saat makan, oral motor disfungsi, dan GERD.

2. Gangguan absorpsi dan utilisasi
Anak dengan PJB akan mengalami penurunan aliran darah ke usus, sehingga mengalami disfungsi saluran cerna.

3. Peningkatan kebutuhan
Dengan adanya jadwal operasi pada anak PJB, mereka akan mengalami peningkatan kebutuhan. Karena akan mengalami Stress paska operasi.

4. Kekurangan oksigen
Karena memiliki PJB sudah pasti kerja jantung anak akan terganggu, dan mengakibatkan kekurangan asupan oksigen. Hal ini akan mengganggu tumbuh kembang anak.

5. Infeksi saluran napas berulang
Sudah tentu penderita PJB rentan akan beragam penyakit lainnya seperti infeksi saluran napas, bahkan seringkali berulang.

Apabila kita kurang memperhatikan asupan kalori pada anak dengan PJB, dikhawatirkan akan mengalami malnutrisi. Bayi dan anak Dengan PJB berisiko tinggi mengalami gangguan pada tumbuh kembangnya.

Malnutrisi kronik akibat PJB akan menyebabkan gangguan perkembangan permanen pada anak. Sehingga kita harus perhatikan dan pastikan asupan yang lengkap dan seimbang, agar tidak mengalami malnutrisi.

Untuk menjaga dan melindungi anak dengan PJB, kita harus melakukan pencegahan infeksi sebagai berikut:

1. Hindari tempat yang ramai.

2. Cuci tangan dengan teratur.

3. Rutin lakukan perawatan gigi.

4. Segera berobat saat ada tanda infeksi.

5. Pemakaian antibiotik berdasarkan indikasi yang tepat.

6. Lengkapi imunisasi yang dianjurkan.

Melindungi dan memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita adalah insting utama dari semua orang tua ya moms. Meski anak memiliki risiko PJB, kita tetap bisa kok memperbolehkan mereka berolah raga, jangan sampai mereka merasa lemah dan tak berdaya.

Aerobik, jalan santai, berenang, bersepeda dan jalan cepat bisa menjadi olahraga aman bagi anak dengan PJB. Tidak baik jika orang tua terlalu over protektif pada anak-anak ya moms.

Spread the love

13 komentar

  1. Ya ampun mba, ak sedih baca cerita temannya. Teman kantor aku juga ada yang begitu mba. Tapi masih bernafas sampai beberapa hari lalu kemudian meninggal.

  2. Meski anak memiliki risiko PJB, kita tetap bisa kok memperbolehkan mereka berolah raga, jangan sampai mereka merasa lemah dan tak berdaya. Noted!
    Over protektif juga enggak bagus ya Mbak..Khawatirnya akan menganggu tumbuh kembang anak nanti.

  3. Anaknya temenku ada yang PJB, ketauannya karena cepet lemes dan tumbuh kembangnya lambat. Alhamdulillah bisa langsung operasi meskipun harus ke negara tetangga. Sekarang sudah sehat 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *