Tidak bisa dipungkiri, 8 (delapan) bulan masa pandemi Covid-19 membuat kita semua jungkir balik dan berpikir sepuluh kali lebih keras dalam mencari nafkah bagi keluarga. Segala macam cara diusahakan untuk dapat membuat dapur tetap ngepul dan bertahan hidup.
Gelombang PHK dan terbatasnya ruang gerak untuk mencari nafkah tentu saja membuat banyak orang menjadi kelimpungan, mengeluh dan menyalahkan nasib tentu saja bukan satu hal yang bisa kita lakukan.
Di tengah pandemi ini ada seribu pintu rezeki yang bisa kita buka, asalkan kita mau mengambil langkah untuk berjalan menghampirinya dan menemukan kunci untuk membuka peluang menjemput rezeki yang ada.
Tahu ga sih, saat diperkenalkannya Kartu Prakerja saat gelombang pertama dan kedua, saya pesimis kalau program ini bisa diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia. Soalnya saya merasa frustasi gak lolos-lolos sampai akhirnya digelombang ke-7 saya dapatkan kesempatan yang saya harapkan.
Harap-harap cemas, ternyata harus tunggu lima hari setelah dinyatakan lolos untuk dapat mendaftar mengikuti pelatihan yang ada di program Prakerja ini. Bahkan setelah bisa daftar di pelatihan, saya masih kebingungan untuk memilih pelatihan apa yang sekiranya dapat membantu saya dalam meningkatkan skill dan kualitas diri untuk berwirausaha.
Yes, di tengah pandemi ini bukan saatnya lagi berharap diterima kerja di suatu perusahaan atau menjadi pegawai di tempat impian. Karena banyak perusahaan besar yang goyang bahkan harus gulung tikar di masa pandemi seperti sekarang.
Ini adalah saatnya untuk membuka usaha sendiri, dimana kita menjadi pemilik usaha. Tentu tidak mudah untuk memulai usaha rumahan, usaha di bidang kuliner banyak dipilih karena selalu ada peminatnya. Alhamdulillah di program Prakerja ada banyak pelatihan di bidang kuliner yang dapat dijadikan ide memulai usaha.
Pada program Prakerja juga ada pelatihan akutansi dan manajemen bisnis, jadi kalau kita memilih pelatihan yang tepat, insyaallah bisa menjadi peluang dalam membuat usaha sendiri. Tidak hanya mengharapkan insentif jadinya sembarangan ambil pelatihan, ini sangat merugikan baik bagi pemerintah yang membuat program maupun bagi kita sendiri yang mendapat peluang program Prakerja.
Mungkin ini sebabnya pemerintah menghentikan Kartu Prakerja di gelombang ke-10, karena dianggap tidak efektif dan peserta pelatihan yang diharapkan dapat membuka usaha di tengah pandemi ternyata tidak memanfaatkan peluang ini dengan baik.