Generasi Hebat dari Keluarga yang Cerdas bersama Sahabat Keluarga

Diposting pada

Saat anak Indonesia cium tangan dan menyapa orang yang lebih tua dengan sopan, ini menjadi ciri khas positif yang bisa kita banggakan sebagai bangsa Indonesia. Di negara lain, anak-anak Indonesia dinilai memiliki etika dan sopan santun yang baik (tapi itu dulu). Kenapa sekarang semua hal positif mengenai etika dan tata krama seperti menguap dan menghilang? Kalau ada yang cium tangan, dibilang kuno dan sudah gak zaman.

Semua itu tidak lain karena mulai bergesernya norma yang ada di masyarakat. Tentu saja peran keluarga, lingkungan dan sekolah menjadi tolak ukur utama. Banyaknya pasangan muda yang belum mampu mengelola emosi dan kurangnya pengetahuan mengenai parenting membuat anak yang tumbuh dalam keluarga seperti ini menjadi “tampak” kurang terdidik.

Workshop Kemendikbud
Workshop Peningkatan Kualitas Kontributor Laman Sahabat Keluarga bersama Kemendikbud.

Kalau orang tua harus belajar mengenai cara mendidik keluarga, mungkin banyak yang akan menolak, karena mereka sudah merasa cukup banyak pengalaman hidup. Tapi tidak ada salahnya untuk terus belajar kan, demi masa depan generasi penerus bangsa yang lebih beradab.

Sebagai seorang ibu, saya mengalami kegalauan ketika harus memberikan pendidikan terbaik bagi anak saya Azzam yang berusia 5 tahun. Saat masuk PAUD, ternyata saya temukan guru yang ada belum mampu mengelola emosinya, saat anak-anak ribut saya lihat dia marah dan memberikan label yang saya anggap tidak pantas pada anak-anak.

Saat itu juga saya komplain, dan setelah tiga kali mengalami hal yang sama, saya putuskan untuk keluarkan anak saya dari PAUD ini. Meskipun bukan anak saya yang di marahi dan dilabeli anak nakal, tetapi saya khawatir akan mempengaruhi anak saya kedepannya nanti.

Keresahan saya sebagai orang tua ternyata dialami juga oleh banyak orang tua lainnya, dan tahukah kalian kalau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia sudah berikan suatu wadah yang berisikan banyak informasi mengenai parenting.

Workshop Peningkatan Kualitas Kontributor Laman Sahabat Keluarga

Bersama komunitas Emak-emak Blogger, Komunitas Wadas Kelir dan Komunitas 1000 Kata, saya mendapat banyak Informasi mengenai program yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dalam rangkaย  meningkatkan kualitas pendidikan generasi muda Indonesia.

Workshop Peningkatan Kualitas Kontributor Laman Sahabat Keluarga
Workshop Peningkatan Kualitas Kontributor Laman Sahabat Keluarga

Ada yang sudah kenal dengan Sahabat Keluarga apa belum Bunda? Sahabat Keluarga adalah laman yang dikelola oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia, yang berisikan banyak informasi mengenai bagaimana cara mendidik keluarga untuk membangun insan Indonesia cerdas dan berkarakter. Laman ini bertujuan untuk mengedukasi keluarga Indonesia, dan menyiapkan keluarga agar dapat memiliki kompetensi paripurna dalam mendidik anak menjadi pribadi yang tangguh.

Bukan hal yang mudah tentu saja dalam mengelola laman resmi yang akan menjadi acuan masyarakat dalam mencari informasi mengenai parenting. Dalam kegiatan “Workshop Peningkatan Kualitas Kontributor Laman Sahabat Keluarga” bersama Sahabat Keluarga Kemendikbud, kami semua mendapat banyak Informasi mengenai mengenali konten positif dan terhindar dari menyebarkan berita hoax.

Banyak sekali yang saya pelajari selama 3 hari mengikuti workshop ini, diantaranya :

1.ย  Bagaimana cara membuat konten yang baik dan menarik bersama Mas Chandra Wirawan.
2. Belajar Fotografi dan Video bersama Mast Irham.
3. Kunjungan ke PAUD Holistik (PAUD Raudhotul Jannah) di Babakan Madang.
4. Belajar mendongeng bersama Kak Aio.
5. Pembuatan konten tulisan dan visual.

Perlu diperhatikan, dalam membuat konten apapun itu, harus original dan jangan pernah mengambil milik orang lain. Selain melanggar hak cipta, hasil karya yang kita buat tidak akan memiliki arti, selain hasil plagiat.

Belajar mendongeng bersama Kak Aio di PAUD Raudhotul Jannah, memberikan banyak renungan bagi saya sebagai orang ibu. Tahukah Bunda, kalau dongeng bisa menjadi “Legacy” atau warisan, menjadi salah satu hal yang diingat oleh anak terhadap kedekatan mereka dengan orang tua.

Mendongeng membangun kepribadian anak
Mendongeng membangun kepribadian anak

Mendongeng itu lebih ke “menciptakan waktu dan pengalaman kebersamaan”. Dongeng dapat meningkatkan daya imajinasi anak dan kemampuan mereka dalam menilai sesuatu. Sudahkah kalian mendongeng untuk anak-anak di rumah hari ini?

Selain itu, kami juga diingatkan untuk membiasakan membaca. Diharapkan setiap keluarga mau kembali membaca buku, terutama buku yang bermanfaat bagi keluarga, anak dan orang tua.

Indonesia menjadi salah satu negara yang dinyatakan Darurat Literasi, dimana kebiasaan membaca masih terpuruk, oleh karena itu peran orang tua untuk melakukan GERNAS BAKU (Gerakan Nasional orangtua membacakan buku) sangat penting dilakukan.

Tidak di sangka loh Bapak Dr. Sukiman, M.Pd. selaku Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga menyempatkan hadir di workshop ini. Beliau berikan beberapa informasi dan pandangan mengenai pentingnya membangun budaya membaca, agar tenaga tenaga pengajar dan siswa didik dapat lebih berkualitas. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia dalam menghadapi persaingan di dunia internasional.

Laman Sahabat Keluarga
Laman Sahabat Keluarga

Yuk cari tahu lebih dekat dengan Sahabat Keluarga di website :ย  https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id

Spread the love

20 komentar

  1. Asyik banget mbak. Saya berharap sahabat keluarga ini bisa selalu ada. Soalnya bagus banget untuk kita semua. Karena keluargalah unit terdekat dan pertama anak-anak jadi tentunya untuk meningkatkan generasi yang hebat, pemerintah harus memulainya dengan menjadi sahabat keluarga.

  2. Asyik banget acaranya Mba, saya jadi pengen belajar mendongeng nih, anak saya kurang ngeh kalau saya dongengin, kayaknya saya kurang ekspresif hahaha.

    Sahabat keluarga ini beneran bermanfaat banget ya, khususnya buat saya si mamak haus ilmu ๐Ÿ™‚

    Btw, asyiknyaaa kalau dapat ilmu belajar foto dan video, biar makin melengkapi kebutuhan ngeblog kita ya ๐Ÿ™‚

  3. Jadi ingat belum lama tadi saat di jalan raya dan belanjaan saya tiba-tiba jatuh saat saya bersepeda, tiba-tiba ada anak muda laki-laki yang lagi duduk di warung kopi pinggir jalan bergegas mengambilkan barang belanjaan saya. Nyeess rasanya hati saya. Semoga banyak lagi anak-anak muda yang menunjukkan sikap peduli. Tentu ini juga peran keluarga yang sangat utama

  4. Wah acara keren dan bergizi tinggi nih. Beruntung ya mb Anisa bisa ikutan. Jadi tau konten2 yg berkualitas seperti apa, tau mendongeng dll wiiih asik deh. Kapan ada lagi event Sahabat Keluarga ini? Tertarik deh ๐Ÿ™‚

  5. Duh ilmunya bagus banget. Tiga hari yang sangat berkualitas nih pastinya. Saya mau banget deh mempelajari semuanya. Ya bikin konten, ya bikin foto atau video, ya mendongeng juga hehehe… Penting semua itu…

  6. Semoga sahabat keluarga dimanfaatkan sebaik mungkin oleh semua ibu ya mba, agar mendapat banyak sekali pembelajaran mengenai pengasuhan anak dan dunia parenting ya,,

    Saya di rumah suka mendongeng juga buat anak, hasilnya bukan hanya perilaku anak bisa diubah, namun ada juga anak yang ternyata sudah bisa mendongeng buat adiknya

  7. Wah keren bgt mbak bisa jadi salah satu kontributor sahabat keluarga…

    Dulu gmn caranya mbak bisa kepilih jadi kontributornya?

    Mgkn mau berbagi infonya, hehe

  8. Wah baru tau ada website sahabatkeluarga ini nanti aku intip2 ya mbak. Aku setuju mendongeng itu banyak manfaatnya gak cuma bikin anak minat baca tapi jg menciptkana bonding ortu dan anak ya mbak

  9. Indonesia merupakan negara darurat literasi. Wah, memang harus dicari solusinya sih. Kalau saya pribadi sih sudah mulai memperkenalkan literasi sejak anak dalam kandungan. Alhamdulillah sekarang anak-anak maniak baca banget.

  10. Terima kasih banyak Mba. Saya jadi tahu tentang laman Sahabat Keluarga ini
    Duh, sedih dan sebel sekaligus deh kalau ada anak yang sengaja dilabeli oleh gurunya, apalagi masih usia PAUD. Semoga saya nggak dipertemukan dengan guru seperti itu. Bisa sewot walaupun mungkin bukan ke anak saya yang dia begitukan.

  11. dongeng bs memberikan bonding antara ibu dan anak. pun pendongeng selalu jd yg dekat dengan anak, seperti nenek saya dulu. sampai sekarang dongengnya selalu saya ingat.

  12. Dulu waktu kecil aku sering banget didongengin sama nenekku, sekarang pengen nyoba terapi itu ke anak-anakku tapi aku udah lupa sama detail cerita dongeng ya, heuheu. Lagi cari referensi dongeng yang alurnya simpel dan mudah dicerna anak-anak, sekarang sih paling banter bacain cerita bergambar aja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *