Edukasi Literasi Digital Untuk Menghindari Penyebaran Berita Hoaks Mengenai Vaksin

Diposting pada

Selamat pagi teman-teman, semoga kita semua masih diberikan kesehatan lahir dan batin dalam menghadapi pandemi ini ya. Dua tahun telah berlalu, dan kita masih harus terus berjuang melawan penyebarannya. Bersyukur saat ini sudah banyak masyarakat yang peduli terhadap kesehatan dan keselamatan diri mereka dan mau untuk melakukan vaksinasi.

Selain wajib banget untuk menjaga kesehatan fisik, kita juga harus menjaga kesehatan mental dengan mengikuti berita yang faktual dan sesuai fakta, jangan terjebak dalam berita hoaks yang meresahkan. Berita bohong mengenai vaksin banyak beredar di saat awal pemerintahan melakukan program vaksinasi.

Pernah dengar berita mengenai vaksin Covid-19 yang mengandung DNA Babi, microchip, mempercepat kematian, sudah divaksin kok masih kena Covid-19 dan banyak berita bohong atau hoaks lainnya yang membuat masyarakat jadi enggan, bahkan takut untuk di vaksin?

Bahkan sampai sekarang masih banyak orang yang meragukan kualitas vaksin dan percaya dengan berbagai macam hoaks yang beredar di media sosial. Untuk itu, penting sekali bagi kita mempelajari lebih lanjut tentang vaksinasi Covid-19 supaya kalian tidak termakan berita bohong atau hoaks.

Webinar  “No Hoax: Vaksin Aman, Hati Nyaman”

Senang sekali saya berkesempatan mengikuti kegiatan Webinar  dengan tema “No Hoax: Vaksin Aman, Hati Nyaman” pada hari Rabu, 14 Juli 2021 melalui Zoom Meeting bersama Ditjen IKP Kominfo.

Edukasi Anti Hoaks kepada masyarakat
Edukasi Anti Hoaks kepada masyarakat luas

Siapa nih yang lebih sering cari informasi terkait pandemi dan vaksin melalui media sosial? Jangan lupa untuk validasi berita dan informasi yang kalian baca ya, dan jangan pernah share info yang belum jelas kebenarannya ya.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, masyarakat memiliki lebih banyak media untuk berkomunikasi dan bertukar pikiran, salah satunya melalui internet.

Kini, media sosial menjadi salah satu penyebab riuhnya dunia maya yang beberapa kali disalahgunakan untuk menyebar informasi bohong (hoaks). Masa pandemi pun membuat hoaks tentang kesehatan semakin marak, termasuk hoaks mengenai COVID-19 dan vaksin COVID-19.

Mencegah penyebaran hoaks
Mencegah penyebaran hoaks

Perlu peran aktif bersama dalam meningkatkan edukasi dan pemahaman masyarakat luas akan pentingnya vaksinasi COVID-19. Yuk cek dulu, vaksinasi adalah proses pemberian produk biologi (vaksin) ke dalam tubuh dimana akan membentuk kekebalan atau terlindungi dari suatu penyakit.

Jadi, kalau seseorang yang sudah dapatkan vaksinasi merasa tubuhnya lelah, pusing, bahkan sampai meriang, itu berarti antibodi dalam tubuhnya sedang bereaksi terhadap vaksin yang masuk ke dalam tubuh.

Prof. Dr. Widodo Muktiyo, Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Kementerian Komunikasi dan Informatika menjelaskan, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang Anti Vaksin karena termakan berita Hoaks. Mari kita bersatu lawan Covid-19 dengan patuh pada protokol kesehatan, mengikuti PPKM yang diberlakukan pemerintah dan mau untuk mengikuti program vaksinasi.

Vaksin yang diberikan kepada masyarakat adalah vaksin yang sudah memenuhi syarat dan persetujuan dari WHO dan badan regulasi nasional, sudah menjalani pengujian yang ketat dalam uji klinis untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut memenuhi tolok ukur yang disetujui secara internasional terkait keamanan dan keefektifan.

Seperti halnya semua vaksin, WHO dan pihak berwenang terus menerus memantau penggunaan vaksin COVID-19 untuk memastikan bahwa vaksin tetap aman bagi semua orang yang menerimanya.

Rambu-rambu Berita Hoaks

Untuk kita ingat, saat membaca berita pastikan sumber informasi yang kita punya jelas dan mengungkapkan fakta, bukan hanya sekedar judul menarik dan membuat kita penasaran. Cek rambu-rambu Hoaks berikut ini, untuk mengedukasi kita tidak ikut menyebarkan berita bohong :

1. Sumber informasi yang tidak jelas;

2. Informasi disebar memuat keanehan atau ketidakwajaran;

3. Cenderung menggunakan bahasa yang provokatif;

4. Judul dan isi biasanya tidak sesuai;

5. Tidak mencantumkan waktu kejadian, atau tanggal informasi tersebut diproduksi;

6. Cenderung mendiskreditkan pihak tertentu dan menyampaikan berita tidak berimbang, memuat instruksi untuk meneruskan dan menyebarkan pesan;

7. Ada ancaman tertentu jika pembaca tidak menyebar informasinya.

Di cek deh, pernah gak mengalami hal di atas? Biasanya banyak tersebar di WhatsApp Grup keluarga atau komunitas, belum dibaca isi beritanya sudah disebar kemana-mana linknya.

Jangan dilakukan lagi ya teman-teman, infokan juga ke seluruh keluarga dan sahabat kalian untuk lebih selektif dalam mendapatkan informasi, terutama mengenai Covid-19 dan Vaksin ya.

Berikut ini adalah pencegahan yang bisa kita lakukan untuk menghindari menyebarnya berita bohong atau Hoaks adalah:

1. Melalui literasi digital, mengedukasi dan memberikan wawasan kepada masyarakat terkait pemanfaatan internet dan media sosial.

2. Klarifikasi, jangan malas untuk menggunakan berbagai media dalam mencari kebenaran suatu berita.

Sedangkan pemerintah melakukan penindakan tegas terhadap adanya berita bohong atau hoaks dengan langkah berikut ini :

1. Adanya peningkatan hukum, bagi pelaku pembuat dan penyebar berita bohong atau hoaks dan ujaran kebencian, bekerjasama dengan POLRI.

2. Dilakukan pemblokiran dengan cara penutupan situs dan konten pembuat dan penyebar berita bohong atau hoaks dan ujaran kebencian.

Jadi, jangan sampai kita jadi bagian dari pembuat konten berita bohong atau hoaks, juga jangan mau ikutan jadi penyebar berita bohong atau hoaks. Karena sama-sama akan kena sanksi juga hukuman loh.

Yuk lebih bijak dalam memilih berita, rajin menyaring informasi yang kita dapat dan jangan segan klarifikasi untuk dapatkan informasi faktual, terlebih mengenai Covid-19 dan Vaksin Covid-19.

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *