Peran Penting Nutrisi dan Lingkungan untuk Dukung Ibu Saat Hadapi Kehamilan Risiko Tinggi

Diposting pada

Pagi Bunda, saat datang menghadiri Bicara Gizi yang diadakan oleh Danone Indonesia dengan tema “Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi” saya jadi teringat saat menghadapi masa kehamilan Azzam. Kebetulan saya telat menikah, dan hamil di usia 32 tahun, banyak teman juga keluarga terdekat yang berikan saran agar berhati-hatilah saat menghadapi masa kehamilan.

Awalnya saya tidak paham mengapa banyak orang yang mengkhawatirkan kehamilan yang saya jalani, namun sangat bersyukur karena dukungan dari mereka semua akhirnya saya dapat melahirkan tanpa ada gangguan kesehatan, anak juga terlahir dengan sehat dan selamat.

Baru saya tahu ternyata hamil di usia yang tidak lagi muda memiliki resiko tersendiri bagi ibu hamil dan calon buah hati. Kualitas kesehatan dan gizi ibu sebelum dan selama kehamilan akan sangat mempengaruhi kesehatan janin yang akan dilahirkan, selain itu juga menentukan kualitas tumbuh kembang si Kecil di masa depan.

Alhamdulillah, saya dengan usia yang tidak lagi muda bisa menghadapi masa kehamilan dengan baik, terhindar dari kehamilan risiko tinggi. Semua berkat adanya dukungan dari suami, keluarga dan rutin konsultasikan kehamilan ke bidan.

Arif Mujahidin - Bicara Gizi membahas Kehamilan Risiko Tinggi
Bicara Gizi membahas Kehamilan Risiko Tinggi, dibuka oleh Bapak Arif Mujahidin.

Membuka diskusi “Bicara Gizi” Danone dan Sarihusada, Bapak Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia menceritakan pengalamannya saat istri tercinta mengalami sendiri bagaimana menghadapi kondisi kehamilan risiko tinggi. Dimana anak ke-3 yang terlahir dengan cukup bulan, berat badan 3,1 kilogram tetapi harus meninggal di usia 12 hari dengan dugaan Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn (PPHN) atau hipertensi pulmonal persisten berat bayi yang baru lahir.

Proses kehamilan bukan hanya tanggungan dari seorang ibu, tetapi juga ada andil dari suami. Maka ada baiknya selama masa kehamilan dapat selalu mendampingi dan mendukung istri saat menghadapi masa kehamilan, bersama-sama memeriksakan dan berkonsultasi kehamilan ke dokter.

“Danone bekerja sama dengan para ahli di bidang kandungan dan psikologi, menyoroti isu kehamilan berisiko tinggi sekaligus langkah terbaik untuk menanganinya.” Papar Bapak Arif Mujahidin.

Ternyata Bunda, masih banyak loh ibu di Indonesia yang berpotensi mengalami kehamilan berisiko tinggi. Apabila hal ini tidak ditangani dengan baik, kondisi kehamilan resiko tinggi bisa menimbulkan dampak yang tidak baik bagi ibu dan juga si Kecil.

Bagaimana Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan berisiko tinggi merupakan satu kondisi, di mana Bunda dan janin berisiko mengalami masalah kesehatan selama kehamilan atau saat melahirkan dengan presentase yang lebih tinggi. Kenali dulu yuk Bunda, apa saja penyebab kehamilan risiko tinggi :

1. Punya riwayat keguguran

2. Ada masalah kesehatan

3. Gaya hidup yang kurang baik

4. Hamil di usia tua

Ibu dengan penyakit penyerta (asthma, diabetes, kelainan jantung, dan sebagainya), hamil dengan penyakit penyulit (pre-eklamsia, eklamsia, infeksi, dan sebagainya), riwayat operasi terdahulu, dan hamil di usia rentan berpotensi memiliki kehamilan dengan risiko tinggi. Di Indonesia, tantangan ini menjadi lebih besar dengan berbagai fakta kesehatan termasuk kekurangan zat gizi makro dan mikro yang masih dihadapi oleh ibu hamil.

Saat seorang ibu dengan riwayat penyakit hamil, perlu dilihat

– Apakah kehamilan akan membuat kondisi penyakit akan menjadi lebih berat.

– Apakah penyakit mempengaruhi kehamilan dan sebagainya.

Menurut Riskesdas 2018, 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia atau kekurangan darah, dan sebanyak 1 dari 5 ibu hamil tercatat mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Tidak hanya itu, sekitar 1 dari 2 ibu hamil mengalami kekurangan asupan protein (SKMI 2014), sementara lebih dari 50% ibu hamil mengalami kekurangan asupan zat besi, zinc, kalsium, serta Vitamin A & C. (SEAFAST 2016).

Kenali dan Kendalikan Kehamilan Risiko Tinggi
Dr. dr. Ali Sungkar SpOG(K), Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan – mari kita kenali, hindari dan tangani secara tepat kehamilan risiko tinggi.

Dr. dr. Ali Sungkar SpOG(K), Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan mengatakan bahwa kehamilan berisiko tinggi dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak apabila tidak ditangani dengan baik. “1000 Hari Pertama Kehidupan, termasuk 270 hari di dalam kandungan, merupakan masa penting yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil di masa depan.

Saat kehamilan risiko tinggi yang tidak ditangani dengan baik, akan berpotensi memiliki pengaruh terhadap anak di dalam kandungan, seperti perkembangan janin tidak sempurna, berat janin kurang, kelahiran prematur, maupun bayi berat badan lahir rendah.”, ujar dr. Ali.

Indonesia menempati peringkat 5 di antara negara-negara dengan jumlah kelahiran prematur terbesar dengan angka 675.700 bayi di tahun 2010. (Born Too Soon Report, 2011). Berbagai faktor risiko kehamilan risiko tinggi masih banyak ditemui di Indonesia. Untuk itu, ibu hamil harus mewaspadai, menghindari, dan menangani kehamilan risiko tinggi.

Untuk meminimalisir resiko yang tidak diharapkan, ibu hamil dianjurkan segera mengunjungi fasilitas kesehatan di awal kehamilan, rutin mengontrol kondisi kandungan dan mendapatkan saran dari tenaga medis profesional mengenai nutrisi yang dibutuhkan, termasuk mengkonsumsi nutrisi tambahan apabila diperlukan sesuai anjuran.

Dr. Ali menjelaskan, bahwa salah satu cara penting penanganan kehamilan risiko tinggi adalah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi makro dan mikro yang bervariasi di tiap tahapan mulai dari prakehamilan, trimester 1, 2, dan 3, serta masa menyusui. “Ibu perlu memastikan asupan makanan mereka mengandung zat-zat gizi penting seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, asam folat, dan iodine.”

Dengan menjaga asupan nutrisi yang baik, kondisi kehamilan resiko tinggi seperti pre-eklampsia dapat dicegah. Ibu hamil dengan resiko pre-eklampsia perlu memilih makanan dengan bijak seperti menghindari garam yang dapat meningkatkan tekanan darah, banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan seperti buah dan sayuran yang tinggi vitamin dan mengkonsumsi cukup protein yang bermanfaat sebagai zat pembangun untuk pertumbuhan dan perkembangan organ-organ dan sel-sel tubuh si Kecil.

“Selain membantu mencegah resiko komplikasi pada proses kelahiran, asupan nutrisi yang baik pada masa kehamilan akan bermanfaat bagi Si Kecil secara jangka panjang dimana akan menurunkan resiko sejumlah penyakit kronis di masa dewasa kelak seperti hipertensi, diabetes, jantung dan berbagai penyakit lainnya,” jelas Dr. Ali.

Dukungan Psikologis bagi Ibu yang Menghadapi Kehamilan Risiko Tinggi

Selain pemenuhan nutrisi, ibu dengan kehamilan risiko tinggi perlu mendapatkan dukungan secara mental dari orang-orang di sekitarnya. Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari Tiga Generasi memaparkan, “Dalam kondisi hamil normal saja, ibu sudah dihadapkan dengan berbagai tantangan dan perubahan psikologis seperti tingkat stress yang lebih tinggi. Apalagi jika menghadapi kondisi kehamilan dengan risiko tinggi”

pentingnya menjaga emosi dan psikologis ibu yang menghadapi kehamilan risiko tinggi
Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari Tiga Generasi, menjelaskan pentingnya menjaga emosi dan psikologis ibu yang menghadapi kehamilan risiko tinggi

Kehamilan berisiko tinggi tentunya bisa melipat gandakan tingkat stress ibu dan memberikan dampak negatif pada diri ibu dan janin. Untuk mencegahnya, dibutuhkan cara penanggulangan stres yang tepat melalui dukungan support system yang dapat membantu ibu mengelola tekanan secara sehat. Mulai dari diri ibu sendiri, suami, serta keluarga dan teman dekat.

Mengatasi masalah emosional dan stress ibu hamil dengan cara :

1. Dimulai dari diri sendiri, Ibu bisa mengenali mana masalah yang sumbernya ada di dalam kendali dan mana yang tidak. Apabila masalah tersebut berada di dalam kendalinya, ibu dapat melakukan strategi problem focus, yaitu fokus pada penyelesaian masalah dan pencarian jalan keluar seperti menghindari makanan yang bisa semakin membahayakan kehamilan risiko tinggi.

2. Menghadapi masalah yang ada di luar kendali, strategi emotional focus dapat diterapkan, dimana ibu akan mengelola emosi seperti mencari distraksi dan membuka diri ke orang lain.

Putu melanjutkan, selain diri sendiri, dukungan suami, keluarga dan teman bisa membantu meningkatkan kondisi kehamilan ibu agar ia tidak merasa sendirian saat menjalani kehamilan berisiko tinggi. “Suami dan keluarga bisa menunjukkan perhatian dengan menomor satukan gizi sang ibu dan mendukung ibu mengonsumsi nutrisi seimbang yang dibutuhkan selama masa kehamilan. Dukungan lain juga bisa ditunjukkan dengan membicarakan hal-hal menyenangkan, menciptakan suasana positif, dan memberikan perhatian-perhatian sederhana.”

Jadi Bunda, setiap calon ibu harus diberi pengetahuan secara dini bagaimana dalam pemenuhan nutrisi dan gizi, agar ibu hamil dan janin dapat terjaga kesehatannya. Yuk bersama-sama dengan suami kontrol kesehatan fisik dan emosi ibu hamil, karena peran suami sangat penting dalam menekan timbulnya stress pada masa kehamilan.

Spread the love

13 komentar

    1. Benar sekali, semoga semua suami bisa menjadi Bapak siaga yang selalu berikan dukungan untuk ibu yang sedang hamil

  1. Kakaku ada riwayat preeklampsia taruhan saat melahirkan kemarin nyawa ibu atau anakny. Alhamdulillah sehat semua. Nutrisi memang harus banget diperhatikan dan limpahan dukungan keluarga gak kalah penting. Bumil biasanya pengen disayang terus

  2. Riwayat operasi sebelumnya itu termasuk caesar? Setiap kehamilan memang unik, perlu perhatian extra dan dukungan dari lingkungan terdekat Ibu supaya sehat dan lancar.

  3. Innalillah, kasian bumil yang beresiko tinggi kehamilannya. Tetanggaku juga berisiko jadinya lahiran caesar, karena ibunya darah tinggi. Memang dengan gizi cukup setidaknya stress bumil bakal berkurang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *