Disinfeksi Menggunakan Sinar UV-C, Aman atau Berbahaya?

Diposting pada

Selamat pagi teman-teman, ada yang sudah pernah dengar mengenai teknologi UV-C apa belum? Sebelumnya kita cari tahu dulu yuk apa sih sinar Ultraviolet (UV) itu sendiri.

Ultraviolet ( UV ) adalah bentuk radiasi elektromagnetik dari sinar matahari. Radiasi UV hadir di bawah sinar matahari , dan merupakan sekitar 10% dari total keluaran radiasi elektromagnetik dari Matahari. Ini juga diproduksi oleh busur listrik dan lampu khusus, seperti lampu uap merkuri , lampu tanning , dan lampu hitam.

Teknologi sinar UV-C
Teknologi sinar UV-C dari Signify

Meskipun ultraviolet panjang gelombangnya tidak dianggap sebagai radiasi pengion, karena fotonnya kekurangan energi untuk mengionisasi atom, sinar ultraviolet tetap dapat menyebabkan  reaksi kimia dan menyebabkan banyak zat bercahaya atau berpendar. Akibatnya efek kimia dan biologi UV lebih besar daripada efek pemanasan sederhana, dan banyak aplikasi praktis radiasi UV berasal dari interaksinya dengan molekul organik.

Sinar ultraviolet (UV-C) sendiri dapat merusak DNA dan mensterilkan permukaan yang bersentuhan dengannya. Teknologi inilah yang saat ini banyak digunakan untuk mendesinfeksi udara, air, dan permukaan dinding atau furniture.

Teknologi sinar UV-C saat ini dipercaya dapat membantu membunuh sumber penyakit yang disebabkan oleh mikro-organisme, mulai dari influenza, tuberculosis, hingga COVID-19. Namun tentu saja penggunaan dari sinar UV-C ini harus dipahami dengan baik agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Sinar UV-C dapat menghancurkan DNA dan RNA dari bakteri, virus, dan spora, yang
artinya menjadikan mereka tidak berbahaya. Sejauh ini, tidak ada mikroorganisme termasuk bakteri dan virus yang resisten terhadap paparan UV-C.

Namun, perlu diingat bahwa sinar UV-C harus selalu digunakan sesuai dengan syarat dan instruksi keselamatan, serta hindarkan manusia dan hewan dari paparan langsung sinar UV-C karena dapat merusak kulit dan mata mereka yang terpapar langsung.

Diskusi Virtual bertajuk “Sinar UV-C: Kawan atau Lawan? Bersama Signify

Dalam rangka mengedukasi masyarakat terkait penggunaan produk UV-C yang aman dan efektif, Signify Indonesia mengadakan sesi Diskusi Virtual bertajuk “Sinar UV-C: Kawan atau Lawan? Pemanfaatan Teknologi UV-C yang Aman untuk Perlindungan Masyarakat dari Mikro-organisme” pada hari Selasa (25/8).

Mengenal lebih dekat dengan teknologi sinar UV-C bersama Signify
“Mengenal lebih dekat dengan teknologi sinar UV-C bersama Signify” (Rami Hajjar, Country Leader Signify Indonesia)

Diskusi yang dipimpin oleh Lea Indra, Head of Integrated and Marketing Communication Signify Indonesia (kedua dari kanan) ini menghadirkan pembicara ahli:

1. Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc., Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika, Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (kiri);

2. Dr Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) (kedua dari kiri); dan

3. Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) (kanan).

Diskusi Virtual "Sinar UV-C: Kawan atau Lawan?
Diskusi Virtual bertajuk “Sinar UV-C: Kawan atau Lawan?

Dalam Diskusi Virtual Pemanfaatan Teknologi UV-C yang diadakan Signify Indonesia, Rami Hajjar, Country Leader Signify Indonesia menjelaskan bahwa produk-produk UV-C Signify menggunakan panjang gelombang 254nm yang sangat efektif untuk melumpuhkan DNA dan RNA dari mikro-organisme.

Produk UV-C Philips untuk konsumen dilengkapi dengan perangkat keselamatan yang layak dan dapat diandalkan, seperti: sensor gerak gelombang mikro, pengatur waktu dan alarm suara. Fitur-fitur keselamatan ini diperlukan karena produk UV-C tidak boleh dinyalakan ketika ada orang atau hewan di dalam ruangan.

Produk UV-C harus dioperasikan di ruangan tertutup untuk meminimalisir resiko paparan. Tindakan keselamatan ini membantu pengguna menghindari paparan langsung terhadap mata dan kulit dari produk tanpa lapisan pelindung.

Philips UV-C Disinfection Desk Lamp

Philips UV-C disinfection desk lamp memiliki perlindungan keamanan terintegrasi seperti pengatur waktu, alarm suara, sensor gerak dengan radius 3 meter menggunakan teknologi gelombang mikro, dan kabel sepanjang 3 meter yang didesain untuk melindungi pengguna dari bahaya paparan berlebih. Fitur keselamatan lain yang unik pada produk ini adalah panduan suara yang akan aktif sebelum pengguna menyalakan lampu.

Philips UV-C disinfection desk lamp
Philips UV-C disinfection desk lamp

Intinya, UV-C boleh dipakai di rumah tapi di cari produk yang memang sesuai untuk penggunaannya di rumah. Tidak sembarang produk dengan sinar UV-C bisa digunakan ya, dan perlu diingat untuk tidak membiarkan tubuh terpapar langsung dengan sinar UV-C.

Ikuti aturan penggunaan sinar UV-C
Ikuti aturan penggunaan sinar UV-C yang benar untuk dapatkan manfaat yang diinginkan.
Spread the love

14 komentar

  1. wah aku baru tahu ada UV-C juga mbak, biasanya klo liat diiklan taunya UV-A sama UV-B. Jadi klo bisa dimanfaatkan sesuai peruntukkannya ga berbahaya gitu kan ya mbak nisa?

  2. Terima kasih banyak atas informasinya.

    Berarti teknologi UV-C ini bisa digunakan untuk disinfeksi namun tetap butuh kehati-hatian dalam penggunaannya terutama di rumah ya. Harus ruangan tertutup pula.

  3. Intinya kudu selektif ambil produk yang kita butuhkan dan tahu specnya seperti apa agar peruntukannya jelas dan ga malah merugikan apalagi berbahaya bagi kesehatan. Baru tahu ada disinfection desk lamp, inovatif!

  4. Baru tahu banget dengan adanya sina UV-C ini. Selama ini cuma tahu UV A dan UV B yang merusak kulit dan menyebabkan kanker pada kulit.

  5. Ternyata Teknologi Sinar UV-C dapat membunuh sumber penyakit karena mikro organisme. Tapi hati2 juga ya cara penngunaannya agar tidak terjadi hal yang tidak dinginkan.

    Informasi yang sangat bermanfaat, Terimakasih ulasannya mabk..

  6. wah keren banget ya sinar UV-C ini, bisa menghancurkan DNA dan RNA dari bakteri, virus, spora dan sebagainya. Manfaat yang paling buat kagum sih karena katanya mampu membantu membunuh COVID-19, keren!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *